Senin, 06 Juni 2016

Pulau Ular Laut Wera

Ular laut Pai
Assalamualaikum lenga, apa kabar? Puasa pertamanya lancarkan, aamiin, semoga lancar sampe Idul Fitri nanti yaaa.
Kali ini saya akan berbagi perjalanan ke salah satu tempat unik yang berada di bagian tenggara kabupaten Bima, tepatnya di desa Pai. Desa Pai ini merupakan desa paling timur  yang berada di kecamatan wera. Nah bagi lenga yang ingin merasakan bagaimana sih rasanya menjadi ratu atau raja atau soulmate nya ular,  kayanya  ga boleh lewatin untuk datang ke sini ke "Pulau Ular".

Mungkin mendengar sebutan pulau ular sedikit angker di telinga, maklum hewan melata satu ini, termasuk saya juga cukup takut menghadapinya, apa lagi harus memegangnya. Namun tidak demikian bila dengan ular ular di Pulau karang berbatu ini. Ular laut di sini cukup cukup lucu lucu jinak dan bisa diajak bermain seperti kelinci dan kucing di rumah hehe.

Oke lenga saya akan memulai membahas tata cara menuju pulau ular ini.
Bagi lenga di Bima, tentu sudah pada tau kan dimana posisi kecamatan Wera itu, nah bagi yang masih meraba-raba lokasi, siapkan kendaraan beserta bensin yang cukup. Untuk menuju kecamatan Wera, dari kota Bima maka lenga ambil jalur jalan raya Jatiwangi - Wera. Dari Bima hingga pusat kecamatan Wera di desa Tarwali, dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam, meski sempit, kondisi jalan di jalur ini cukup baik.

kondisi jalan desa Pai
Nah perjalan dari desa Tarwali menuju desa Pai sepertinya lenga harus belajar ilmu sabar, sebab 95 persen jalannya rusak bahkan tak beraspal, Lemboade. Dari desa Tarwali ini lenga ambil jalur yang menuju arah timur, sepanjang perjalanan akan terlihat pemandangan bukit nan gundul, serta beberapa alat berat yang tengah  cetak sawah baru.... (saat saya melintas seperti ini pemandangannya).

2 jam mengarungi jalan berkrikil, tibalah saya di desa Pai, tak seperti daerah yang dilewati sebelumnya, disini sawah hijaunya cukup luas, dengan mata air yang cukup. Dari yang saya lihat desa Pai cukup ramai untuk sebuah desa yang berada dipelosok.

Gapura masuk ke wisata pulau ular
Tepat di samping SMP yang berada di desa Pai terdapat gapura yang akan menyambut lenga untuk menuju wisata pulau ular, gapura ini merupakan pintu masuk menuju pantai Oi Caba desa Pai. Dari pantai ini lah biasa perahu nelayan bersandar guna  memberi jasa antar menuju pulau ular. Cukup membayar Rp. 10.000 ke para  nelayan ini,  15 menit kemudian maka lenga sudah bisa mendarat lagi di pulau ular. Biasanya anak anak yang kebetulan  bermain di pantai akan dibawa serta  sebagai guide lenga di pulau ular. 

Pulau Ular
Pulau ular sendiri berada ditengah perairan Wera  tepatnya di sebelah timur, pulau ini memang sangat unik, bukannya di huni oleh manusia malah di huni oleh ratusan ular laut. Species ular laut ini sangat terkenal dengan bisa yang paling kuat, melebihi king kobra loh. Warna dari ular laut ini cukup nyentrik  menurut saya, dasar warna kulit ular ini silver dengan kombinasi warna hitam yang melingkar di bagian tubuhnya seperti gelang, dengan postur warna yang seperti itu orang orang juga menyebut ular ini sebagai ular laut gelang. Panjangnya ular ini berkisar 50 cm hingga 1 meter, bila dipegang kulitnya luarnya terasa sedikit kesat, serta bagian ekornya lucu deh pipih kaya sirip  ikan.

Nah pada siang hari, ular ular ini akan bersembunyi di tebing bebatuan pulau untuk beranakpinak, malam hari ular ular ini mulai keluar untuk mencari makanan disekitaran pulau, makanannya berupa kepeting kepiting kecil maupun ikan yang berada di dekat karang pulau.

Anak dari desa pai sedang mencari Ular laut
Otomatiskan kalo lenga datang kesana bingung karna hanya mendapati pulau batu sepi saja, oleh karna itu anak anak yang biasanya ikut serta perjalanan akan mulai mencari buat pengunjung ular ular yang tengah bersembunyi di dalam tebing.  Awalnya ngeri dan sanksi, ini para bocah beneran bisa nyari dan berani pegang ular, tapi uughhh ga butuh  lama lenga satu dua tiga dan puluhan ekor ular sudah dikumpulin aja sama anak anak desa Pai, nyari ularnya persis kaya metik jambu batu lah.

Konon, orang orang lokal ini memang sudah perpadu jiwa dengan ular ular ini, tingga di panggil atau di cari sebentar saja udah bisa nemu deh, dan ular ular ini katanya juga haruslah dipegang terlebih oleh warga lokal sebelum disentuh para pengunjung, agar tak mengigit dan menerkam.

Pengunjung sedang bermain dengan Ular laut
Setelah terkumpul banyak, silahkan deh lega bermain sepuasnya dengan ular ular lucu ini, berfoto ala ratu ular oke di cium di peluk,  dililit di leher silahkanlah sesukanya bergaya. Ular ini ga perlu di pegang terlalu erat, nanti malah meronta kesakitan lenga. Ular ini cukup jinak. TAPI ingat ya meski 
begitu tetap hati hati  lenga ular ini BERBISA BERBISA BERBISAH....

Puas bermain bersama ular, lengan bisa naik ke atas pulau untuk menikmati keindahan laut perairan Wera. Dari atas pulau ini kita bisa melihat pemandangan gunung Sangeangapi sebelah barat serta pemandangan gili banta yang berada di sebelah timur pulau. Air laut disekitar pulau sangat jernih dengan biota laut yang masih terjaga keasriannya.

Suasana diatas Pulau ular

Di atas pulau batu berukuran sepanjang kurang lebih 15 meter ini ditumbuhi ilalang serta dua buah pohon kamboja. Di masyarakat sekitar terdapat sebuah legenda, konon dahulu kala sebuah kapal terdampar diperairan Wera lalu menjelma menjadi Pulau. Sementara para ABK dan penumpang berubah menjadi ular, serta dua kamboja ini merupakan jelmaan tiang kapal.

Ular laut
Bagi lenga, jangan sekali kali membawa ular ular ini keluar dari pulau, warga lokal percaya bagi siapa yang melanggar maka akan mendapat musibah hingga kematian.
Jadi intinya biarkan hewan hewan ini hidup dihabitat alaminya, dengan begitu ular laut desa  Pai bisa tetap lestari hingga ribuan tahun ke depan.