Kamis, 24 November 2016

Nisa Pudu Dompu, Savana Mungil di tengah Teluk Saleh


Aktivitas traveller makin hari nampaknya sudah menjelma menjadi kebutuhan pokok masyarakat modern saat ini, yah itu tak terlepas dari gaya hidup serta trend kekinian, khususnya bagi para penggila medsos. Kali ini saya akan berbagi buat lenga sekitaran Bima dan Dompu, salah satu tempat yang cukup asyik buat menghabiskan waktu di akhir pekan. Tempat ini mulai populer dalam enam bulan terakhir, dan katanya populernya pun berkat postingan warga medsos. Letak tempat ini di Desa Soro Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. 



Nisa Pudu, ya masyarakat sekitar menyebutnya seperti itu, bila diartikan dalam bahasa Indonesia Nisa Pudu berarti Pulau Kecil atau Secuil Pulau. Dari namanya tentu lenga dan sobat bisa membayangkan seperti apa sih daya tarik pulau ini. Nisa Pudu terdiri dari dua pulau, satunya memiliki ukuran cukup luas dengan sebuah bukit indah menjulang setinggi 50 meter, serta satu pulau lagi berdiameter 7 meter terdiri dari bongkahan batu karang, yang letaknya terpisah sekitar 10 meter dari pulau induk, pulau kecil ini lah yang dimaksud oleh warga sekitar sebagai pulau pu'du.




Untuk sampe ke Nisa Pudu, lenga harus menyeberang laut menggunakan boat lebih kurang sekitar 30 menit, untuk transportasi warga di sekitaran desa Soro kecamatan Kempo Dompu siap 24 jam mengantarkan pengunjung dengan tarif 25 ribu perorang, atau bisa mencarter boat nelayan dengan harga sekitar 250.000 - 350.000 rupiah untuk perjalanan pulang pergi. Kecamatan Kempo bisa ditempuh sekitar 1 jam dari pusat kota Dompu, atau sekitar 2.5 jam dari kota Bima.

Di dekat pasar Kempo, sebaiknya lengan sedikit memperlamban kecepatan kendaraan, karna gang menuju dermaga penyebarangan ke Nisa Pudu tepat berada di ujung tikungan serta samping pasar. Namun pada umumnya disekitar pasar ini lenga bisa bertanya untuk layanan penyeberangan menuju Nisa Pudu, insyaallah masyarakat setempat dengan suka rela akan menunjukkan beberapa boat nelayan yang memberikan jasa penyeberangan. 

Saya bersama 6 kawan tiba di dermaga Soro sekitar pukul 11 siang. Karena perjalanan dari Bima ke Kempo cukup lama membuat perut kami sedikit lapar, kami pun memutuskan untuk makan terlebih dahulu di warung sekitar pasar Soro. Setelah keyang kami pun berangkat menggunakan boat yang sudah disiapkan sebelumnya oleh seorang kawan. 

Jadi bagi lenga yang malas membawa makanan, sebaiknya mengenyangkan diri dulu, maklum di Nisa Pudu belum ada penjual, jadi snack serta air minum jangan sampai lupa. Saat itu, perjalan kami tempuh sekitar 30 menit, maklum air laut lagi tenang jadi boat yang kami tumpangi melaju dengan cepat dan tanpa gelombang. 

Beberapa saat sebelum tiba di pulau, dari jauh terlihat sebuah pulau kecil hijau, di bagian bibir pantai di penuhi oleh sejumlah pengunjung yang tengah berenang.




Komentar saya pertama kali menginjakan Nisa Pudu, wooww kereennn. Berpasir putih serta warna laut biru toska ini adalah menu wajib bila berkunjung ke pantai. Tapi, memang saat kami berada disana, cuaca cukup cerah, sehingga membuat saya kurang tahan untuk terus terusan berada dipingir pantai. Saya pun mencari tempat berteduh di pepohonan yang tumbuh di Nisa Pudu.

Dan beruntungnya pada bulan November ini, daratan Nisa Pudu menghijau dengan savana mungil ilalangnya. Perpaduan hijaunya ilalang,  biru laut dan putih pasir jadi paket komplit buat vitamin sea-nya lenga. Jadi bagi penggemar pulau kecil bersavana, jangan lupa untuk datang ke Nisa Pudu. 




Di Nisa Pudu, pengunjung bisa memilih beraneka ragam aktivitas untuk menghabiskan waktu bersama teman dan saudara. Bagi yang suka berenang, bisa dibilang disini tempatnya, letaknya yang berada ditengah perairan teluk Saleh, tentu membuat arus di sekitar Nisa Pudu cukup tenang dan aman untuk berendam, air yang jernih dan bersih menjadi kelebihan tersendiri bagi perairan di sekitar pantai ini, tak hanya itu bagi lenga yang hobi snorrkling, terumbu karang disini juga cukup asri.

Untuk lokasi renang saya sarankan di sebelah timur pulau ini, karena pantainya yang berpasir lembut dan cukup bersih. Semenatra disebelah barat sedikit berbatu, dan terdapat ubur ubur putih, yang kata warga setempat bila disentuh akan membuat gatal kulit. Meski suasana lautnya cukup tenang, para orang tua yang membawa anak, sebaiknya selalu waspada mengawal buah hati bermain agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. 



Untuk menarik minat wisatawan ke Nisa Pudu, para pemuda Kempo Soro menyediakan beberapa arena untuk spot berkumpul serta berfoto, seperti ayunan yang sengaja di gantung dipepohonan serta di puncak bukit dan bibir pantai. Pemandangan dari atas bukit ini sangatlah indah karena menghadap ke arah bukit Pudu, banyak dari pengunjung mengabadikan moment mereka di lokasi ini. Menurut saya dari  lokasi ini merupakan spot yang paling ter untuk melihat sunset alias matahari terbenam di ufuk Barat. 




Cukup dengan satu jam, kita bisa mengelilingi area ini, memang area ini tak begitu luas, puas mandi dan berfoto waktunya makan makan deh, nelayan disini juga menyediakan ikan segar, pengunjung tinggal meminta tolong ke pemilik perahu atau nelayan yang ada di desa Soro, untuk bisa dicarikan atau dibawakan ikan ke lokasi. Atau sebelum berangkat pengunjung bisa singgah di pasar trandisional Kempo untuk membeli ikan, untuk Bima Dompu, harga ikan satu kilogram sekitar 35-40 ribu.

Bagi yang suka memancing, jangan lupa bawa pancingannya, disini tidak perlu menunggu lama mendapatkan hasil pancingan, seperti mas yang sempat saya temui di pinggir pantai kemarin, hanya lima menit ikan pun sudah bertengger di mata kailnya.

Usai makan ikan ataupun snack, sampahnya jangan dibuang sembarangan, beberapa bak sampah sudah disiapkan oleh warga setempat untuk menjaga kebersihan pulau. 

Dan sebagai rasa peduli terhadapat keasrian Nisa Pudu, seminggu sekali para pemuda Soro bersama permerhati lingkungan, dengan swadaya serta inisiatif sendiri, membersihkan sampah sampah yang berserakan di pulau mungil ini, menurut saya semangat warga ini pantut dicontoh khususnya bagi warga yang berada di sekitar areal wisata. 



Bagi yang senang berkemah, pulau ini juga bisa dijadikan destinasi bermalam, lenga tinggal atur jadwal dengan rekan lainnya untuk menikmati bintang malam bersama.

Meski Nisa Pudu mulai tiap akhir pekan dikunjungi oleh ratusan pelancong, namun pengelolaan wisata satu ini masih dilakukan secara swadaya dari masyarakat sekitar. Bahkan untuk masuk ke pulau ini tidak dipunggut biaya alias gratis. Sebagai gantinya masyarakat lokal berharap para pengunjung bisa menjaga keasrian dan kebersihan pulau, untuk kenyamanan pengunjung lainnya. 




Sekitar pukul 5 sore kami pun menyudahi holiday pantai kami, gelombang laut cukup tinggi lantaran tengah surut, sehingga perjalan kami tempuh lebih dari satu jam, dan karena air surut, boat kami tidak bisa menepi ke pantai sehingga terpaksa kami harus berjalan di tengah lautan lumpur menuju pantai. 

Saat weekend Nisa Pudu saya rekomendasikan deh buat menghabiskan waktu bersama kawan serta keluarga tercinta.

 Happy holiday 
And keep clean our nature