Senin, 03 April 2017

Melihat Pantai Tebing Wadu Jao Hingga Sunset di Bukit Matompo Dompu



Semenjak 200 tahun perayaan meletusnya  gunung Tambora, potensi wisata yang ada di Kabupaten Dompu makin gencar di ekplore ke media, hal ini tentunya guna mendukung terselenggaranya Festival Pesona Tambora yang dihelat setiap tanggal 11 April.
Terlebih dengan media sosial yang kian hari menuntut para penggunanya untuk memposting beragam hal yang ada  di daerah mereka, membuat para peselancar dumay tak henti-hentinya mencari lokasi menarik untuk dijadikan bahan postingan.
 

Kali ini saya akan membagi perjalanan saya ke salah satu wisata pantai yang ada di kabupaten Dompu,  menurut saya pantai satu ini cukup menarik untuk menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Pantai ini bernama pantai Wadu Jao, wadu dalam bahasa Mbojo suku masyarakat Dompu dan Bima berarti batu dan jao berarti hijau. Jadi disini para pengunjung bisa menemukan sebuah pantai dengan sebagian sisi pantainya ditutupi bebatuan serta tebing berwarna hijau.

Tufa pasiran Wadu Jao
Secara geologi bebatuan ini adalah Tufa pasiranan, terbentuk dari endapan kristal olivine dan kwarsa hasil aktivitas vulkanik. Batuan ini telah mengalami alterasi, warna hijau dari batuan ini diakibatkan oleh agregasi kristal olivine dan mineral clorite hasil alterasi.

Lintasan menuju pantai wadu jao
Pantai Wadu Jao berada di desa Jambu kecamatan Pajo kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, sekitar 21 kilometer sebelah selatan kota Dompu. Menuju pantai ini, kita akan melewati kebun jagung serta sawah  bawang merah petani yang berada di sekitar pantai.
Setelah memasuki desa Jambu, lenga musti teliti melihat, karena jalan masuk ke pantai ini berupa jalan kecil yang tak beraspal, begitu pula dengan papan namanya hanya triplek kecil berukuran 20 x 30 centimeter.


View pulau diseberang pantai
Begitu tiba di pantai, kita akan melihat hamparan pantai berpasir coklat dengan sebuah pulau kecil yang ada di tengah laut. pantai ini merupakan barisan pantai yang berada di teluk Hu'u yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi. Jarak pulau kecil dengan pantai sekitar 200 meter, jika beruntung pengunjung bisa menyewa perahu nelayan untuk berkeliling mengitari pulau.

Pengunjung sedang bermain di tepi pantai
Pada bulan April seperti ini daerah dipesisir selatan pulau Sumbawa ombaknya cukup besar, jadi kalo lenga ingin mandi atau bermain air di sekitar pantai sebaiknya lebih berhati hati agar tidak terseret ombak.


Gazebo tempat pengunjung beristirahat

Di pantai Wadu Jao terdapat beberapa gazebo untuk para pengunjung duduk, tenang saja gazebo gazebo ini gratis, para  pengunjung yang datang ke pantai ini selain untuk menikmati suasana pantai, biasanya juga membawa ayam maupun ikan untuk dibakar di sekitar pantai.
 
View tebing Wadu Jao

Kemudian kita beralih ke sisi sebelah kanan pantai yang menjadi ikon pantai Wadu Jao, ya pantai ini memiliki tebing batu berwarna hijau setinggi 6 meter, batu ini kemudian melebar ke bawah menuju sisi pantai, jadi saat air laut surut pengunjung bisa menikmati hamparan batu hijau  yang berada di permukaan pantai. Tentu pemandangan ini terbilang langka lenga.
 

Bagi yang suka berfoto, sisi ini menurut saya  merupakan angle paling tepat untuk mengambil gambar, apalagi saat siang hari, latar belakang bebatuan hijau dengan air laut biru serta gugusan bukit Pajo di seberang laut akan menambah keberagaman warna foto foto lenga.

View pantai Wadu Jao
Tiap akhir pekan, pantai Wadu Jao ini tak pernah sepi, bahkan beberapa pengunjung kerap menginap dan membangun tenda di pantai, oh iya kalo kesini lenga jangan lupa bawa pancing, ikan ikan karang sangat cepat didapat di sekitar bebatuan Wadu Jao.

Lintasan menuju bukit Matompo

Usai menikmati pantai Wadu Jao, kami pun menuju bukit Matompo  yang berada di kecamatan Kilo, perjalanan dari selatan ke arah utara barat laut Dompu ini kami tempuh sekitar 2 jam lebih. Jarak bukit Matompo dari kota Dompu sendiri sekitar 45 kilometer.
 

Melalui jalan kecil beraspal di wilayah Wawonduru kita akan melihat tambak udang warga serta lahan pertanian warga yang sedang di panen. Memasuki kecamatan Manggalewa, kita akan disuguhi lautan jagung warga yang membentang dari ujung ke ujung, Dompu memang terkenal sebagai lumbung jagung khususnya provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagain besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari bercocok tanam jagung.

Bukit Matompo
Menuju lokasi bukit Matompo tidaklah terlalu sulit, mengingat letak bukit yang berada di pinggir jalan raya, yang cukup ramai di lalu kendaraan. Bukit matompo sendiri baru baru ini mulai viral di instagram menjadi tujuan kaula muda sebagai lokasi tongkrongan. 
Bukit matompo adalah suatu morfologi bukit sisa dari proses denudasional, atau bisa disebut Butte. Menuju puncak bukit, pengunjung harus sedikit menguras tenaga karena jalannya menanjak dan melewati tangga bambu  serta pepohonan. Saat kami disana kondisi tanahnya cukup licin, bahkan pagar bambu  yang dijadikan pegangan pun kondisinya sudah mulai roboh, jadi bagi yang mau naik ataupun turun harap berhati hati agar tidak terperosok.

Jalan naik menuju bukit Matompo
Bukit matompo berada di desa Mbuju kecamatan Kilo kabupaten Dompu. warga sekitar biasa menyebutnya Doro Matompo. 

View G. Tambora dari bukit Matompo
Salah satu yang menjadi daya tarik bukit ini yakni, viewnya yang menghadap gunung Tambora, bila beruntung para pengunjung bisa menikmati sunset tepat di atas kawah Tambora. Tentunya ini salah satu pemandangan yang cukup menarik bukan? dan sayang untuk di lewatkan. Di bawah bukit ini sendiri terdapat lautan yang airnya cukup tenang serta sesekali kita bisa  melihat perahu nelayan menyeberang. Diatas perbukitan ini tidak ada ditumbuhi pepohonan, jadi kalo lenga datang siang hari dan berharap bisa berteduh, waduh lemboade saja deuh, dan urungi niat saja, karna hampir seluruh permukaan bukit di tumbuhi rerumputan.
 

Ujung bukit Matompo

Suasana hijau, dengan pemandangan hamparan laut yang di sisi kanan kirinya di kelilingi bukit jagung, memang menjadi daya tarik sebagai latar berfoto. Tak hanya itu, view jalan raya yang berada di bawah bukit matompo juga bisa menjadi salah satu angel menarik dalam frame kamera lenga.


Di Wadu Jao maupun di bukit Matompo, jangan lupa ya untuk selalu menjaga kebersihan alam dengan tidak membuang sampah sembarang.
 

Happy Trip Lenga,