Tampilkan postingan dengan label Wisata Dompu NTB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata Dompu NTB. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Mei 2017

Bersantai sambil Terapi di Pulau Satonda

Menikmati alam sembari terapi, tentu ini merupakan paket lengkap untuk berlibur bersama keluarga, nah bertempat di Pulau Satonda ini-lah  kedua hal tersebut bisa dilakukan sekaligus. Kenapa bisa? karna di pulau ini terdapat danau indah yang di huni oleh ikan kecil yang dijadikan oleh pengunjung untuk terapi badan.


Danau Satonda  terletak di pulau Satonda yang berada di kecamatan Pekat kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat. Dari kota Dompu perjalanan menuju pulau satu ini bisa di tempuh selama kurang lebih 3 jam, jalannya pun sudah bagus dengan aspal hotmix mulus.
Dari Dompu, kita akan melewati 3 kecamatan untuk sampai di pulau ini, kecamatan Manggalewa, kemudian kecamatan Kempo dan terakhir kecamatan Pekat. Maret 2015 lalu merupakan kali pertama saya menginjakkan kaki ke Satonda.

Sepanjang perjalanan di Manggalewa dan Kempo lenga bisa melihat ladang warga di perbukitan yang ditumbuhi jagung, maklum Dompu merupakan salah satu kabupaten di NTB yang dijadikan sebagai lokasi pilot project penanaman jagung.

Karna perjalanan dari Dompu yang cukup jauh, kami pun menyempatkan diri singgah di beberapa tempat untuk merenggangkan otot yang kaku akibat berkendaraan, salah satu titik singggah kami di Kempo tepatnya di lokasi wisata Oi Hodo. 

Pantai Oi Hodo
Lokasi wisata ini memang kerap disinggahi pengendara untuk melepas lelah. Uniknya, di sisi pantai ini terdapat mata air tawar, yang mengalir dari sela-sela bebatuan di sekitar pantai. Untuk menghilangkan gerah dan penat, tinggal basuh muka saja lenga, dijamin langsung segar seketika. Dari cerita warga setempat, mata air ini diduga merupakan aliran sungai pada dahulu kala, yang saat ini menjadi sungai bawah tanah, akibat tertimbun material letusan Tambora pada tahun 1815.

Selain itu pemandangan pantai di tempat ini, khususnya saat senja cukup indah kok, disekitar pantai ini juga kita dapat melihat puluhan kerbau yang sedang berendam di beberapa kubangan di sekitar pantai.

Keluar dari kecamtan Kempo, lenga akan memasuki kecamatan Pekat, awal masuk kecamatan ini kanan kiri jalan kita bisa melihat perladangan dan padang savana. Tiba di kawasan Doroncanga kami pun tak mau menyiakan kesempatan untuk berfoto dengan berlatarkan gunung Tambora, yuhuuuu.....



Padang savana Gunung Tambora
Exciated banget bisa tiba di padang savana, kebetulan baru turun hujan, jadi suasana rerumputan hijau begitu sangat terasa. Dihamparan savana ini, lenga akan banyak menemukan bebatuan kecil, sisa letusan Tambora.

Kawasan Doroncanga ini bisa dibilang surganya bagi pecinta motor trail. Sehingga tiap tahunnya, event motor adventure ini tak pernah terlupakan digelar dikawasan ini, khususnya bulan April saat pelaksaan Festival Pesona Tambora.

Sejam kemudian, kami tiba di desa Nangamiro, hari mulai gelap dan kami pun mendirikan tenda di dekat pantai.  Berkemah di pantai ini saya rasa pilihan yang cocok, dibanding lokasi lainnya di sekitar pelabuhan Kenaga. Di lokasi ini suasananya lebih sepi dan tenang. Hanya sesekali nelayan lewat  untuk melaut ataupun membawa hasil pancingannya.
Tak lupa, saat malam tentunya kami bakar bakar ikan yang di beli dari nelayan sekitar. Daerah Nangamiro dikenal dengan penghasil ikan terinya loh lenga.

Pagi hari di pantai Nangamiro

Jelang pagi, kami berderet di pantai untuk menunggu sunrise, posisi pantai yang menghadap ke arah timur, tentu menjadi angle yang tepat untuk menanti matahari terbit.
Dan seperti yang diduga, sunrise di pantai ini  sangat mempesona. Kami pun langsung berpose ria clik clik jepret untuk berfoto.
Usai sarapan kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Satonda.

Satonda dibelakangku
Palau seluas 2.5 kilometer persegi ini berada disebelah utara gunung Tambora, gunung tertinggi di pulau Sumbawa. Untuk mencapai pulau Satonda tidaklah sulit, di dermaga Kenanga atau disekitar pantai Nangamiro,  beberapa boat ataupun perahu nelayan dapat disewa dengan harga sekali penyeberangan 25 ribu rupiah.


Kalau menggunakan perahu, perjalan menuju Pulau Satonda bisa ditempuh dalam waktu 20 menit dan jika menggunakan speedboat tentu saja lebih cepat sekitar 10 menit saja. Dan bila beruntung, selama perjalanan menuju pulau Satonda kita akan ditemani oleh sejumlah lumba lumba yang berenang sekitaran perairan teluk Saleh.
Air diperairan sekitar Satonda terbilang cukup  bersih dan jernih, jadi tidak heran jika ikan seperti lumba lumba maupun ikan hias lainnya bisa berkembang biak didaerah ini.

Welcome Satonda
Setelah tiba di pantai, kita hanya berjalan sekitar lima menit dari pantai  untuk sampai di spot danau Satonda atau danau moti toi dari bahasa bima yang artinya laut kecil.

View danau Satonda
Air danau yang tenang, dipadukan dengan hijaunya pegunungan membuat suasana di sekitar danau Satonda begitu damai, ditambah dengan suara burung burung hutan  semakin menambah keasrian di pulau ini.

Berendam sambil terapi ikan
Danau ini mempunyai keunikan sendiri karena airnya asin seperti air laut. Air danau yang asin ini konon akibat tercampur dengan air laut yang meluap kemudian  terperangkap di danau, di danau ini pengunjung bisa melakukan aktivitas berenang sekaligus terapi kesehatan gratis.
Ya untuk  masyarakat disekitar Bima Dompu, tak perlu jauh jauh ke mall atau ke salon menghabiskan  biaya  banyak  untuk menikmati terapi kesehatan satu ini. Cukup dengan datang  ke  danau Satonda, sudah  ada ikan ikan kecil yang siap membantu pengunjung merilekskan badan dan fikiran.. 

Pengunjung sedang menikmati terapi ikan kecil
Caranya, pengunjung  tinggal berendam  atau  duduk disekitar bebatuan danau atau  merendam bagian tubuh yang akan diterapi,  diam kan tubuh beberapa menit dan beberapa saat kemudian, ikan ikan kecil yang hidup di danau asin ini akan mengerubungi bagian tubuh lenga.
Di gigit ikan ikan kecil Satonda rasanya sedikit geli, namun hal tersebut dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit yang ada didalam tubuh kita.


Pohon harapan Satonda
Selain menikmati air danaunya, di pulau Satonda ini juga terdapat pohon batu yang dipercaya bila mengantung bebatuan di pohon ini, maka harapan yang diinginkan akan cepat dikabulkan oleh Tuhan. Aamiin...
Semakin tinggi tempat mengantung batu dipercaya harapan yang dicita citakan pun makin cepat tercapai.


Untuk penginapan, di pulau satonda ini sudah dibangun sejumlah cotagge dengan harga mulai dari 1 juta permalam. 


Disisi pantainya pun dibangun sejumlah sarana bagi pengunjung, mulai dari  kafe, gazebo, toilet dan kamar bilas. Sementara alat snorkling dapat lenga sewa dengan biaya 50 ribu peritem.

selain menikmati indahnya pantai, alam bawah laut serta hijaunya pegunungan pulau Satonda, pengunjung yang datang ke pulau ini juga bisa menikmati terapi alam di danau kecil yang ada ditengah pulau Satonda.




Cukup dengan membayar 5000 rupiah perorang sebagai biaya retrebusi masuk pulau.

Happy Trip Lenga.



*Lenga bahasa Bima berarti Teman

Senin, 03 April 2017

Melihat Pantai Tebing Wadu Jao Hingga Sunset di Bukit Matompo Dompu



Semenjak 200 tahun perayaan meletusnya  gunung Tambora, potensi wisata yang ada di Kabupaten Dompu makin gencar di ekplore ke media, hal ini tentunya guna mendukung terselenggaranya Festival Pesona Tambora yang dihelat setiap tanggal 11 April.
Terlebih dengan media sosial yang kian hari menuntut para penggunanya untuk memposting beragam hal yang ada  di daerah mereka, membuat para peselancar dumay tak henti-hentinya mencari lokasi menarik untuk dijadikan bahan postingan.
 

Kali ini saya akan membagi perjalanan saya ke salah satu wisata pantai yang ada di kabupaten Dompu,  menurut saya pantai satu ini cukup menarik untuk menghabiskan waktu bersama orang terkasih. Pantai ini bernama pantai Wadu Jao, wadu dalam bahasa Mbojo suku masyarakat Dompu dan Bima berarti batu dan jao berarti hijau. Jadi disini para pengunjung bisa menemukan sebuah pantai dengan sebagian sisi pantainya ditutupi bebatuan serta tebing berwarna hijau.

Tufa pasiran Wadu Jao
Secara geologi bebatuan ini adalah Tufa pasiranan, terbentuk dari endapan kristal olivine dan kwarsa hasil aktivitas vulkanik. Batuan ini telah mengalami alterasi, warna hijau dari batuan ini diakibatkan oleh agregasi kristal olivine dan mineral clorite hasil alterasi.

Lintasan menuju pantai wadu jao
Pantai Wadu Jao berada di desa Jambu kecamatan Pajo kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, sekitar 21 kilometer sebelah selatan kota Dompu. Menuju pantai ini, kita akan melewati kebun jagung serta sawah  bawang merah petani yang berada di sekitar pantai.
Setelah memasuki desa Jambu, lenga musti teliti melihat, karena jalan masuk ke pantai ini berupa jalan kecil yang tak beraspal, begitu pula dengan papan namanya hanya triplek kecil berukuran 20 x 30 centimeter.


View pulau diseberang pantai
Begitu tiba di pantai, kita akan melihat hamparan pantai berpasir coklat dengan sebuah pulau kecil yang ada di tengah laut. pantai ini merupakan barisan pantai yang berada di teluk Hu'u yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi. Jarak pulau kecil dengan pantai sekitar 200 meter, jika beruntung pengunjung bisa menyewa perahu nelayan untuk berkeliling mengitari pulau.

Pengunjung sedang bermain di tepi pantai
Pada bulan April seperti ini daerah dipesisir selatan pulau Sumbawa ombaknya cukup besar, jadi kalo lenga ingin mandi atau bermain air di sekitar pantai sebaiknya lebih berhati hati agar tidak terseret ombak.


Gazebo tempat pengunjung beristirahat

Di pantai Wadu Jao terdapat beberapa gazebo untuk para pengunjung duduk, tenang saja gazebo gazebo ini gratis, para  pengunjung yang datang ke pantai ini selain untuk menikmati suasana pantai, biasanya juga membawa ayam maupun ikan untuk dibakar di sekitar pantai.
 
View tebing Wadu Jao

Kemudian kita beralih ke sisi sebelah kanan pantai yang menjadi ikon pantai Wadu Jao, ya pantai ini memiliki tebing batu berwarna hijau setinggi 6 meter, batu ini kemudian melebar ke bawah menuju sisi pantai, jadi saat air laut surut pengunjung bisa menikmati hamparan batu hijau  yang berada di permukaan pantai. Tentu pemandangan ini terbilang langka lenga.
 

Bagi yang suka berfoto, sisi ini menurut saya  merupakan angle paling tepat untuk mengambil gambar, apalagi saat siang hari, latar belakang bebatuan hijau dengan air laut biru serta gugusan bukit Pajo di seberang laut akan menambah keberagaman warna foto foto lenga.

View pantai Wadu Jao
Tiap akhir pekan, pantai Wadu Jao ini tak pernah sepi, bahkan beberapa pengunjung kerap menginap dan membangun tenda di pantai, oh iya kalo kesini lenga jangan lupa bawa pancing, ikan ikan karang sangat cepat didapat di sekitar bebatuan Wadu Jao.

Lintasan menuju bukit Matompo

Usai menikmati pantai Wadu Jao, kami pun menuju bukit Matompo  yang berada di kecamatan Kilo, perjalanan dari selatan ke arah utara barat laut Dompu ini kami tempuh sekitar 2 jam lebih. Jarak bukit Matompo dari kota Dompu sendiri sekitar 45 kilometer.
 

Melalui jalan kecil beraspal di wilayah Wawonduru kita akan melihat tambak udang warga serta lahan pertanian warga yang sedang di panen. Memasuki kecamatan Manggalewa, kita akan disuguhi lautan jagung warga yang membentang dari ujung ke ujung, Dompu memang terkenal sebagai lumbung jagung khususnya provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagain besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari bercocok tanam jagung.

Bukit Matompo
Menuju lokasi bukit Matompo tidaklah terlalu sulit, mengingat letak bukit yang berada di pinggir jalan raya, yang cukup ramai di lalu kendaraan. Bukit matompo sendiri baru baru ini mulai viral di instagram menjadi tujuan kaula muda sebagai lokasi tongkrongan. 
Bukit matompo adalah suatu morfologi bukit sisa dari proses denudasional, atau bisa disebut Butte. Menuju puncak bukit, pengunjung harus sedikit menguras tenaga karena jalannya menanjak dan melewati tangga bambu  serta pepohonan. Saat kami disana kondisi tanahnya cukup licin, bahkan pagar bambu  yang dijadikan pegangan pun kondisinya sudah mulai roboh, jadi bagi yang mau naik ataupun turun harap berhati hati agar tidak terperosok.

Jalan naik menuju bukit Matompo
Bukit matompo berada di desa Mbuju kecamatan Kilo kabupaten Dompu. warga sekitar biasa menyebutnya Doro Matompo. 

View G. Tambora dari bukit Matompo
Salah satu yang menjadi daya tarik bukit ini yakni, viewnya yang menghadap gunung Tambora, bila beruntung para pengunjung bisa menikmati sunset tepat di atas kawah Tambora. Tentunya ini salah satu pemandangan yang cukup menarik bukan? dan sayang untuk di lewatkan. Di bawah bukit ini sendiri terdapat lautan yang airnya cukup tenang serta sesekali kita bisa  melihat perahu nelayan menyeberang. Diatas perbukitan ini tidak ada ditumbuhi pepohonan, jadi kalo lenga datang siang hari dan berharap bisa berteduh, waduh lemboade saja deuh, dan urungi niat saja, karna hampir seluruh permukaan bukit di tumbuhi rerumputan.
 

Ujung bukit Matompo

Suasana hijau, dengan pemandangan hamparan laut yang di sisi kanan kirinya di kelilingi bukit jagung, memang menjadi daya tarik sebagai latar berfoto. Tak hanya itu, view jalan raya yang berada di bawah bukit matompo juga bisa menjadi salah satu angel menarik dalam frame kamera lenga.


Di Wadu Jao maupun di bukit Matompo, jangan lupa ya untuk selalu menjaga kebersihan alam dengan tidak membuang sampah sembarang.
 

Happy Trip Lenga,