Kamis, 07 April 2016

Air Terjun Riamau


Air terjun Riamau
Yuhuiii lenga (lenga bahasa bima,  yang berarti teman) bune haba? semoga selalu dalam lindungan Tuhan YME. Ya mengawali postingan saya d blog ini, saya ingin mencoba  membagi informasi tempat tempat oke nan cantik yang bisa lenga datangi bila singgah di tanah Mbojo ini. Mudah mudahan postingan ini berguna bagi teman teman penyuka traveller yang tengah mencari spot  penghilang suntuk, setres dan pastinya keren buat selfie.

Riamau merupakan salah satu daerah yang saya coba rekomendasikan. Desa kecil ini berada di kecamatan Wawo kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, tepatnya lereng sebelah timur doro Maria (Gunung Maria). Lokasi desa ini memang cukup terpencil dan berada di ketinggian sekitar700 mdpl. 
Dengan kondisi daerah yang berada  di dataran tinggi dan  jauh dari hiruk pikuk kota menjadikan Riamau desa yang asri, adem ayem dan begitu tenang. 
Dan disinilah terdapat sebuah air terjun yang cukup mempesona, warga setempat menamainya air terjun Riamau.

Topografi Kecamatan Wawo

Baiklah langsung saja, saya ajak lenga untuk berkelana menuju air terjun Riamau.

Perjalanan ke desa Riamau sendiri bisa dilakukan  dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sebelum berangkat pastikan  stok makanan dan tanki bensin terisi penuh serta 
roda ban kendaraan full fit, karna sebagian panjang perjalanan yang dilalui no kios no bengkel and no cry.
Bila lenga berangkat dari kota bima , maka cuss aja menuju timur mengikuti jalur Bima - Sape, setelah keluar dari kota Bima, maka lenga akan langsung disambut sejuknya angin kecamatan Wawo.

Dan di kecamatan Wawo, tepatnya di perbatasan antara desa Maria dan desa Pesa terdapat sebuah  pertiga jalan yang mengarah ke timur yakni jalan satu satunya menuju desa Riamau, meski jalannya cukup kecil yang penting sudah di aspal lahhh yaa lenga hehe.

Peta Tematik Kecamatan Wawo
Dari Bima menuju desa Maria kecamatan Wawo bisa ditempuh dengan berkendara selama 30 menit,
sementara dari desa Maria menuju desa Riamau kurang lebih 1 jam perjalanan.

Menyusuri jalan menanjak dengan perladangan jagung hijau terhampar di sisi kanan kiri jalan, menjadi bonus tersendiri bagi lenga semua jika kebetulan melintasi daerah ini saat musim tanam atau penghujan tiba, seperti pada bulan Februari Maret dan April.

Suasana ladang jagung warga
Riamau sendiri berada diujung jalan, jadi jangan takut kesasar karna jalannya tak bercabang, nikmati saja alunan angin sepoi sepoi, dengan gugusan bukit hijau menjulang, hingga lenga mendapati sebuah gapura bertuliskan selamat datang di desa Riamau.

                                        

Memasuki desa Riamau, saatnya berkendaraan dengan menggurangi kecepatan, karna aspal jalan sudah terkikis sehingga jalanan sedikit berbatu dan berlumpur, jalanan yang berliku liku serta kondisi jalanan yang licin khususnya di musim penghujan menjadi alasan lenga harus lebih waspada.

Setibanya lenga di desa Riamau, biar lebih aman lenga bisa menumpang memarkir kendaraan di pekarangan warga setempat, meski tinggal di pegunungan warga Riamau cukup welcome dengan para pendatang.

Menuju air terjun, dari perkampungan warga kita akan melalui jalan setapak berbatu. Sebenarnya perjalanan kaki menuju air terjun bisa diminimalisir dengan menggunakan motor, namun kendaraan yang dipakai sebaiknya motor jenis trail mengingat kondisi jalan yang berbatu serta melewati anak sungai.
Jadi lenga tinggal pilih mana yang lebih disukai.

                                       

                                       

Setelah berjalan kaki sekitar 30 menit dari perkampungan, dan melewati bukit jangung warga, ada baiknya sebelum melakukan tracking  ke lokasi air terjun, lenga berhenti sejenak untuk istrahat. Dari atas bukit ini, jika lenga melepas pandangan ke arah timur, maka lenga bisa melihat view perairan sape beserta pulau pulau kecil yang berada di sekitar. 

                                       

Rute penurunan menuju air terjun Riamau  cukup ekstrem, tebing tebing yang dilewati sangat terjal, terlebih pada musim hujan tanah yang dipijak akan lebih licin sehingga lenga harus pintar pintar berpegangan di akar serta batang tumbuhan, untuk menghindari tubuh lenga terperosok, pokoknya disini lenga harus ektra hati - hati.

                                       

                                       

Setelah sekitar 30 menit menantang nyali menuruni tebing, lokasi air terjun Riamau sudah dapat lenga nikmati, lenga bisa melemaskan otot serta menata kembali jatung yang berdebar, dengan bisikan air yang tumpah ruah dari tebing setingggi 50 meter.

                                       

Tumpahan air terjun Riamau relatif tidak deras. Air yang segar dan dingin serta jatuh sedikit demi sedikit bak gerimis membuat lokasi air terjun ini sangat cocok untuk tempat pemandian, bahkan saat berada dibawah air terjun badan serasa dipijat pijat. Tapi sekali lagi bebatuan disekitar tumpahan air terjun cukup licin, jadi tetap hati hati yaa.

                                       

                                       

Bila enggan basah basahan, lenga bisa duduk gembira bersama sahabat dan keluarga di bebatuan sungai sambil menikmati panorama asri pegunungan, oh iyaa disisi kanan kiri tebing air terjun, kita juga bisa melihat beberapa sarang  madu lebah hutan looh.  #Jadi pingin climbing untuk mencicipi madu itu.

                                       

                                       


Yaah waktunya berfoto lenga buat update d instagram, phat dan facebook.. hehe

                                                         

Dilokasi air terjun, sama sekali tidak ada penjual, jadi lenga semua jangan sampai lupa mambawa stok makan dan minum yang cukup agar tidak kelaparan. 
Bisa dibilang, air terjun Riamau merupakan "rookie" wisata kabupaten Bima di tahun 2016 ini, belum banyak warga yang datang, apa lagi hingga dikelola oleh pemerintah.
Selain itu untuk mendapatkan view air yang bagus ada baiknya juga lenga datang setelah hujan mengguyur Bima, karna bila musim kemarau debit air terjun akan jauh lebih kecil.

Jalur menuju air terjun Riamau ada dua. Pada dasarnya kedua jalur ini tergolong sama sama baru dan ekstrem, jadi lenga yang suka berpetualangan ga ada salahnya mencoba kedua jalur ini untuk menambah pengalaman.



Selamat menikmati perjalanan
Jaga selalu alam kita agar tetap lestari
Dengan tidak merusak serta membuang sampah sembarang

note:
Saya sengaja memilih Riamau menjadi posting pertama karna disinilah tanah asal ayah ibu hingga lahirlah aku 
I miss you both...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar